Owen Hargreaves Beri Saran Emas untuk Rasmus Hojlund: Contoh Gaya Bermain Lewandowski
Rasmus Hojlund sedang mengalami masa sulit di Manchester United. Penyerang muda asal Denmark itu baru mencetak tiga gol di Premier League musim ini, jauh dari ekspektasi yang dibebankan kepadanya sejak didatangkan ke Old Trafford.
Performa Hojlund yang melempem menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Owen Hargreaves, mantan gelandang MU. Melalui podcast bersama Rio Ferdinand, Hargreaves memberikan analisis mendalam serta solusi praktis untuk membangkitkan performa sang striker.
Masalah Utama Rasmus Hojlund: Pergerakan yang Kurang Efektif
Menurut Hargreaves, masalah utama Hojlund terletak pada pergerakannya di lapangan. Ia terlalu sering berperan sebagai penyerang target man, yang justru membuatnya mudah dibaca dan dikawal oleh bek lawan.
“Sebanyak yang membutuhkan servis yang lebih baik, tanpa pertanyaan, di beberapa titik dia juga perlu mencetak lebih banyak gol dan dia akan mencetak lebih banyak jika dia lebih banyak berlari,” jelas Hargreaves.
Hargreaves menilai bahwa pergerakan aktif dan cerdas adalah kunci utama bagi striker modern, bukan sekadar menunggu bola di kotak penalti.
Hojlund Diminta Belajar dari Lewandowski
Hargreaves menyarankan Hojlund untuk meniru Robert Lewandowski saat masih membela Borussia Dortmund. Striker asal Polandia itu dikenal dengan pergerakannya yang cerdas, menciptakan ruang, dan efisien dalam memanfaatkan peluang.
“Ketika dia berada di Dortmund, saya pikir dia adalah yang terbaik dalam hal ini, Lewandowski. Dia tidak akan berdiri melawan bek tengah, dia akan berdiri di depannya dan ketika bola datang padanya – siap, sekali, dan berputar,” kata Hargreaves.
Lewandowski tidak menahan bola terlalu lama. Ia melakukan sedikit sentuhan, langsung menembak atau melepaskan diri dari kawalan bek lawan—hal yang kini harus dipelajari Hojlund jika ingin berkembang menjadi striker top.
Hojlund Harus Kurangi Sentuhan Berlebihan
Masukan lain dari Hargreaves adalah agar Hojlund tidak terlalu banyak mengontrol bola atau mencoba melakukan segalanya sendiri. Hal ini sering membuatnya kehilangan momentum dan mudah direbut lawan.
“Masalahnya, dia selalu tertangkap mencoba melakukan terlalu banyak sentuhan… cukup siapkan dan putar,” tegas Hargreaves.